Mengakhiri perdebatan panjang tentang keamanaan minuman suplemen, para pakar dari American Academy of Pediatric mengeluarkan rekomendasi agar anak-anak dan remaja menghindari konsumsi minuman energi (energy drink) dan hanya mengonsumsi sport drink dalam jumlah minimum.
"Anak-anak tidak pernah butuh minuman berenergi. Minuman ini mengandung kafein dan kandungan stimulan yang tidak bernutrisi sehingga tidak diperlukan anak," kata Dr.Holly Benjamin dari Academy of Pediatric.
Anak-anak juga dianggap sebagai kelompok yang lebih beresiko pada kandungan yang ada dalam minuman energi.
"Jika minuman ini dikonsumsi secara rutin bisa menyebabkan stres pada tubuh. Hal ini sangat berbahaya pada tubuh yang masih dalam masa pertumbuhan," paparnya.
Rekomendasi tersebut dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics. Sebelumnya penelitian juga dilakukan pada minuman energi dan sport drink yang tidak mengandung stimulan. Para ahli menegaskan, air putih merupakan minuman terbaik jika anak merasa haus. Minuman sport mungkin diperlukan olehatlet muda yang berlatih keras karena minuman ini mengandung gula.
Akan tetapi pada anak pada umumnya yang aktivitas fisiknya berskala ringan sampai sedang, sport drink justru akan menyebabkan kegemukan. Minuman energi mengandung campuran kandungan, termasuk vitamin dan ekstrak herbal, yang efek sampingnya belum diketahui. Benjamin menyebutkan, meski belum banyak dokumentasi tentang bahaya minuman ini, tetapi stimulan bisa mengganggu irama jantung dan memicu kejang, meski jarang.
Sebelumnya juga ditemukan kasus remaja 15 tahun yang dilarikan ke rumah sakit karena kejang setelah minum dua botol softdrink yang mengandung kafein. Bocah tersebut adalah penderita gangguan perilaku dan konsentrasi (ADHD) yang baru meminum obat ADHD yang mengandung stimulan. Tambahan kafein dari minuman tersebut diduga memicu kejang.
Awal tahun 2011, dalam jurnal Pediatric juga diulas literatur mengenai minuman energi. Disebutkan di Florida ditemukan kasus kejang, delusi, gangguan jantung, kerusakan ginjal dan liver pada orang yang minum satu botol atau lebih minuman energi non alkohol. Akan tetapi karena kasus-kasus tersebut jarang dan tidak bisa disimpulkan disebabkan oleh minuman suplemen, pada saat itu para peneliti hanya menganjurkan agar minuman suplemen tidak dikonsumsi oleh anak-anak terutama dengan kondisi medis tertentu.
Di Amerika Serikat sendiri penjualan minuman energi non-alkohol tahun ini ditargetkan mencapai 9 miliar dollar Amerika, dengan target pasar separuhnya anak-anak dan remaja. Produsen minuman suplemen sendiri mengklaim produk mereka akan meningkatkan performa fisik dan mental. Mereka juga menyatakan produknya hanya mengandung kafein 80 mg atau setara dengan secangkir kopi.
Sumber: health.kompas.com