Pengertian, Macam, Penggunaan Antibiotik


Semua seputar Antibiotik - OBAT yang mengandung antibiotik sering kali menjadi buah simalakama. Pada satu sisi dipercaya dapat mempercepat proses penyembuhan. Di lain sisi, antibiotik diyakini akan menimbulkan masalah kesehatan baru pada si kecil.

Obat antibiotika, umumnya banyak dipakai untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Obat-obatan seperti Penisilin, Chloramphenicol, Cephalosporin, Tetrasiklin (khusus anak di atas 8 tahun) dan Quinolon (khusus anak besar), diberikan dokter bersama sejumlah obat lain. Umumnya, dokter akan menyarankan untuk `meminumnya sampai habis, baik pada resep maupun secara lisan.

Secara medis, antibiotik merupakan senyawa mikroorganisme seperti jamur atau bakteri tertentu yang telah “dijinakkan” dan bila dimasukkan ke dalam tubuh dapat menjadi penyembuh yang ampuh. Antibiotik berperang melawan bakteri-bakteri di dalam tubuh. Namun perlu diingat, penggunaannya tidak boleh sembarangan. Bila dikonsumsi berlebihan akan berisiko tinggi pada kesehatan si kecil.

Pada dasarnya, obat yang ditemukan oleh Alexander Fleming dari Scotlandia di tahun 1928 ini mempunyai dua cara kerja. Pertama, mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyakit (bakteriostasis) dan membunuh bakteri penyakit tersebut (baktericidal). Sehingga obat ini mampu menghilangkan dan membasmi bakteri tanpa menimbulkan efek samping yang berarti pada tubuh yang mengonsumsinya.

Namun, bukan berarti semua penyakit dapat diberikan antibiotik. Menurut Dr Hinky Hindra Irawan Satari SpA MTropaed, obat antibiotik umumnya diberikan pada penyakit-penyakit infeksi atau yang disebabkan oleh bakteria saja. Misalnya, penyakit-penyakit yang berkenaan dengan infeksi saluran pernapasan, saluran pencernaan atau peradangan telinga.

MITOS tentang antibiotik

1. Berhenti minum antibiotik setelah sembuh

Menurut Hindra, banyak masyarakat awam yang meminum obat antibiotik secara salah, yaitu tidak menepati petunjuk meminum obat yang diberikan oleh dokter. Kebanyakan masyarakat awam, bila ia merasa sudah baikan, obat yang diberikan tidak lagi diminum. Misalnya, bila obat yang diberikan seharusnya diminum selama 7 hari, tapi baru 3 hari diminum sudah tidak diminum lagi.
Pendapat ini merupakan cara yang salah. Padahal, meminum obat antibiotik tidak sesuai anjuran dokter atau penggunaan antibiotik dengan dosis rendah ini berbahaya. (karena dapat menyebabkan kuman menjadi kebal terhadap antibiotik.)

2. Antibiotik tidak efektif

Banyak masyarakat awam “kecewa” dengan pemberian obat antibiotik. Banyak yang mengatakan, bahwa obat ini tidak efektif dalam menyembuhkan beberapa penyakit. Pada kenyataannya, antibiotik yang tidak efektif ini bisa disebabkan oleh bakteri yang sudah menjadi kebal terhadaap beberapa jenis obat antibiotik. Misalnya, konon penyakit akibat bakteri Streptococcus (penyebab penyakit pneumonia atau radang paru-paru) tidak bisa lagi disembuhkan dengan antibiotik jenis Vancomycin.
Menurut Centre for Disrase Control and Prevention (CDCP), hal ini terjadi akibat adanya mutasi bakteri di dalam tubuh yang membuat bakteri Streptococcus kebal terhadap antibiotik. Bakteri-bakteri yang kebal ini, akan terus menginfeksi dan bahkan terus melipatgandakan jumlahnya sehingga menimbulkan ancaman baru yang lebih mengerikan pada tubuh.

3. Antibiotik menyebabkan gigi kuning

Saat ini teknologi dunia kedokteran sudah canggih, sehingga ahli media dapat menekan sebanyak mungkin efek samping antibiotik yang merugikan terhadap tumbuh kembang si kecil. Sebagian besar jenis antibiotik yang digunakan dokter saat ini tidak akan membuat gigi berubah warna.
Tetapi memang ada satu jenis antibiotik yang sensitif bagi gigi, biasanya obat ini tidak boleh diberikan sebelum seorang anak berusia 8 tahun, yaitu jenis Tetrasiklin, karena sifatnya yang mengendap pada gigi.

4. Antibiotik bisa mengganggu kecerdasan

Pendapat ini, menurut Hindra adalah mitos belaka. “Penggunaan obat antibiotik tidak ada hubungannya sama sekali dengan kecerdasan anak,” tukasnya. Pada kenyataannya, kecerdasan anak dapat terganggu jika pada masa keemasan anak (usia 0-5 tahun), ia sering sakit dan pengobatan dilakukan tidak secara maksimal atau serampangan.
Misalnya, salah dalam menggunakan obat termasuk antibiotik yang mengakibatkan penyakit si kecil menjadi berlarut-larut. Sehingga ia tidak dapat memanfaatkan waktunya untuk menjalani proses tumbuh kembang.

Berikut ini beberapa FAKTA tentang antibiotik

1. Menyebabkan jamur pada rongga mulut (hanya pada penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau tanpa petunjuk dokter)

Jamur yang terlihat seperti lapisan atau selaput putih yang menonjol pada mulut, merupakan jenis jamur Candida albicans. Jamur ini sebenarnya merupakan penghuni normal di mulut. Namun jika keseimbangannya terganggu, seperti penggunaan antibiotik yang tidak tepat, akan menguntungkan jamur untuk tumbuh dan menyebabkan gejala infeksi.

2. Antibiotik pencetus diare (hanya pada keadaan dan antibiotik tertentu)

Pada bayi, penggunaan antibiotik kadang bisa menyebabkan terjadinya diare. Gejalanya seperti tinja yang encer, kadang ditambah kondisi lebih sering buang air besar, kotoran lebih banyak, ada lendir, dan muntah. Keadaan ini kemungkinan besar akibat efek samping dari kerja obat dalam mengatasi infeksi dan bakteri penyebab penyakit.

3. Antibiotik tidak dapat membunuh virus

Virus hanya bisa dibasmi oleh sistem imun atau daya tahan tubuh kita. Oleh karena itu pada penyakit yang disebabkan virus misalnya flu, disarankan untuk tidak memakai antibiotik dan lebih baik memaksimalkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup, makan yang cukup, dan minum vitamin.

4. Antibiotik tidak dapat dibeli bebas, harus dengan resep dokter.

Sebab, dokterlah yang mampu memperkirakan letak infeksi, dan seberapa berat kadar infeksi tersebut.

5. Sebelum ditemukan penisilin (antibiotik), setiap orang yang sakit akibat infeksi kuman, meninggal dunia.

Penisilin ditemukan pada tahun 1927 oleh Alexander Flemming. Penemuan antibiotik adalah keajaiban. Namun, Flemming sendiri pernah mengatakan,”Obat ini tak akan ada artinya lagi, jika digunakan secara sembarangan.”

6. Banyak pembelian antibiotik yang tidak perlu

Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyebutkan, rata-rata pasien menghabiskan 40% biaya resep untuk membeli obat antibiotik yang sebenarnya tidak diperlukan.

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan dari penggunaan antibiotik, ini dia hal-hal yang perlu dilakukan.

1. Gunakan antibiotik secara aman

Perhatikan petunjuk penggunaan obat yang diberikan oleh dokter, misalnya apakah penggunaan antibiotik memang diperlukan oleh penyakit si kecil. Gunakan sesuai dosis yang dianjurkan, jangan memberikan antibiotik dengan dosis yang kelewat rendah atau tinggi, karena bisa berbahaya.

2. Tanyakan pada dokter

Apakah obat yang diberikan mempunyai efek samping, bila ya tanyakan apa saja efek itu, si kecil harus berpantang makanan atau tidak.

Itulah Pengertian, Macam Serta Penggunaan Antibiotik. Semoga bermanfaat buat anda.


Baca Juga: Kenapa Kucing Suka Minum Susu?