Awas! Buang Ingus Sebabkan Stroke


Beritamandiri - Para peneliti Belanda menyebutkan kopi dan seks serta membuang ingus dapat meningkatkan risiko orang terkena stroke.

Semua faktor ini meningkatkan tekanan darah yang dapat menyebabkan pembuluh darah pecah, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Stroke.

Asosiasi Stroke mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan pemicu pecahnya pembuluh darah ini.

Lebih dari 150.000 orang di Inggris mengalami stroke setiap tahun dan hampir 29.000 karena pendarahan di otak.
Persentasi pecahnya pembuluh darah

* Kopi 10,6%
* Olah raga berlebihan 7,9%
* Buang ingus 5,4%
* Seks 4,3%
* Sulit buang air besar 3,6%
* Minum soda 3,5%
* Terkejut 2,7%
* Marah 1,3%

Pendarahan dapat terjadi bila pembuluh darah yang melemah, pecah. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak atau bahkan kematian.

Penelitian di Universitas Pusat Medis di Utrect, Belanda meneliti 250 pasien selama tiga tahun untuk mempelajari penyebab pembuluh darah.

Para peneliti menemukan bahwa kopi juga merupakan penyebab lebih dari 10 pecahnya pembuluh darah di otak.

Orang yang minum kopi hanya memiliki risiko 1,7 kali lebih besar. Sementara terkejut risikonya 23 kali lebih besar namun kasus yang terjadi hanya 2,7%.

Dr Monique Vlak, seorang pakar syaraf dan peneliti laporan itu mengatakan: "Semua pemicu mencakup sesuatu yang tiba-tiba dan kenaikan mendadak tekanan darah. Ini semua memungkinkan terjadinya pecahnya pembunuh darah.

Para peneliti mengatakan satu dari 50 orang pernah mengalami pecahnya pembuluh darah, namun hanya beberapa.

Dr Vlak menasehatkan: "Mengurangi konsumsi kafein atau merawat pasien yang sembelit dengan laksatif dapat mengurangi risiko pendarahan otak."

Penelitian itu hanya memusatkan pada pemicu pecahnya pembuluh darah. Tingginya tekanan darah dapat memperlemah pembuluh darah dan hal itu dapat disebabkan karena kelebihan berat, merokok dan kurang olah raga.

Dr Sharlin Ahmed, Peneliti dari Asosiasi Stroke mengatakan: "Peningkatan mendadak tekanan darah dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Namun, sangat sulit untuk menentukan apakah penyebab yang terungkap dalam penelitian ini terkait dengan stroke atau hanya kebetulan."

"Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan pemicu pecahnya pembuluh darah," kata Ahmed.