Meski ada beberapa orang yang bermata biru dan sebagian besar bayi di Eropa dan Amerika dilahirkan dengan selaput pelangi (iris) mata yang tampak berwarna biru.
Sebetulnya, tak seorang pun memiliki iris mata yang benar-benar berwarna biru. Warna biru pada mata sebenarnya hanyalah hasil pembiasan cahaya.
Sama halnya dengan proses pembiasan cahaya yang menjadikan langit berwarna biru. Iris sendiri terdiri atas tiga lapisan, dua lapisan tipis pada lapisan atas dan bawah. Di antara keduanya, ada satu lapisan seperti spons, yang disebut stroma. Setiap lapisan bisa memiliki pigmen warna dan ada beberapa pigmen warna yang berperan dalam menentukan warna mata.
Pigmen warna coklat gelap dan kuning adalah yang terbanyak ditemukan pada setidaknya satu lapisan dari tiga lapisan iris pada manusia. Kombinasi kedua pigmen warna itu menjadikan mata berwarna coklat atau kemerahan. Sedangkan mata berwarna coklat disebabkan kedua pigmen warna itu ada di setiap lapisan iris. Mata berwarna biru dan abu-abu hanya memiliki pigmen warna coklat gelap pada lapisan belakang mata.
Tak ada pigmen warna pada stroma mata dengan kedua warna tersebut. Meski begitu, ada beberapa partikel kecil yang menyangganya sekaligus menyebabkan terjadinya Efek Tyndall, yaitu terjadinya pembiasan cahaya biru oleh partikel-partikel tersebut. Ketika cahaya memasuki mata, spektrum warna biru dibiaskan, beberapa di antaranya hingga ke bagian belakang di luar mata.
Bagian belakang mata yang gelap akan menyerap lebih banyak cahaya. Namun jika bagian belakang mata berwarna putih, atau diterangi cahaya yang berwarna putih, akan lebih banyak cahaya yang menembusnya sementara spektrum warna biru akan dibiaskan dan mata akan tampak berwarna kuning.
Itulah sebabnya bayi seringkali tampak bermata biru selama beberapa hari atau beberapa bulan setelah dilahirkan.
Karena melanin, pigmen gelap pada mata, belum berkembang secara sempurna di stromanya.
Sumber: http://www.gerbangdunia.com/2011/05/tak-ada-orang-yang-bermata-biru.html