NII Melarang Ucapkan "Amin" Saat Berdoa


Beritamandiri - Ati Suryani, mahasiswa Universitas Indraprasta (Unindra) PGRI Lenteng Agung, Jakarta hilang setelah ikut ajaran Negara Islam Indonesia (NII). Ati juga tak pulang ke rumahnya di Kampung Perigi, Kelurahan Bedahan, Sawangan, Depok sejak akhir tahun 2009 dan kejadian itu. Orang tua Ati, Bagio dan Saliah, seringkali dimarahi Ati saat tengah menjalankan syariat Islam yang menurut putri ketiga dari tiga bersaudara itu salah. Orang tua Ati bahkan dilarang untuk bersalawat dan tak boleh mengucapkan kata “Amin”.

“Kami tak boleh membaca shalawat, anak bayi ada upacara tradisi cukur rambut nggak boleh, kalau ada orang berdoa menyebut Amin nggak boleh, lalu pernah menyuruh saya untuk menegur muazin di masjid agar mengumandangkan adzan dengan suara yang pelan, tak boleh keras pakai loudspeaker,” kata Saliah kepada wartawan, Senin (09/05/11).

Sebelumnya, Ati memang bekerja menjadi seorang guru privat karena dikenal pandai ilmu matematika. Namun setelah mengikuti pengajian NII, Ati langsung berhenti dan tak mau lagi menerima gaji.

“Menurut dia, menerima gaji itu haram, yang ada hanyalah infak, saya sering memarahi dia, walaupun ikut Islam dengan tawadu’, khusyuk, namun kalau melawan orang tua tetap saja neraka menanti, tetapi dia tetap bicara soal surga melulu,” ujarnya.

Saliah juga menyesalkan hilangnya Ati, telah mengubur semua masa depannya. Ati bahkan batal menikah setelah dilamar oleh seorang kepala sekolah Taman Kanak – Kanak.

“Padahal dia anak pintar, sudah lulus wisuda, sudah kerja mengajar, dan dijanjikan oleh calon suaminya untuk mengelola TK itu bersama, tetapi Ati sempat menolak cincin dari lelaki tersebut dengan alasan tak sejalan dan seiman meskipun calonnya muslim juga, karena bukan NII mungkin, tak lama ia hilang,” tandas Saliah.

Source: Okezone